Selasa, 04 November 2008

Poligami dalam Pandangan Syariah

Nama : Didi Kurniawan
Alamat : JL. Melati Rt.23 No.1c
Pekerjaan : MahasiswaGuru Cordova Smart
Email : Iwan_somat@yahoo.com
Utz.iwan@gmail.com
BlogGer : Iman Seorang Muslim.blogspot.com
: Kumpulan Novel.Blogspot.com


Poligami dalam Pandangan Syariah
Selasa, 5 Des 06 15:48 WIB
Kirim Pertanyaan | Kirim teman
Assallamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Pak Ustadz, bagaimana sebenarnya hukum poligami di Islam, apakah ini syariatkan? Kenapa manusia sekarang sepertinya sangat buruk menganggap orang yang mampu melakukan poligami, seakan-akan poligami ini suatu yang tidak manusiawi?
Pengaruh pola pikir orang-orang kafir yang ingin merusak Islam ini telah diadopsi oleh umat Islam itu sendiri. Orang-orang yang tidak melakukan poligami tapi melacur, selingkuh, berzina malah tidak dijadikan masalah, padahal nyata-nyata itu suatu kemaksiatan, tetapi yang halal malah mereka hina?
Bagaimana seharusnya umat Islam menyikapi hukum poligami ini?
Wassallamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Ahmad Wanto
aw at eramuslim.com
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sebelum kita bicara tentang pandangan syariah Islam tentang poligami, kita harus pahami terlebih dahulu bahwa poligami sudah ada jauh sebelum zaman kedatangan agama Islam.
Boleh dibilang bahwa poligami itu bukan semata-mata produk syariat Islam. Jauh sebelum Islam lahir di tahun 610 masehi, peradaban manusia di penjuru dunia sudah mengenal poligami, menjalankannya dan menjadikannya sebagai bagian utuh dari bentuk kehidupan wajar. Bahkan boleh dibilang bahwa tidak ada peradaban manusia di dunia ini di masa lalu yang tidak mengenal poligami.
Lebih jauh, kalau kita buka sejarah umat manusia, sesungguhya peradaban kita sudah mengenal poligami dalam bentuk yang sangat mengerikan. Misalnya, seorang laki-laki bisa saja memiliki bukan hanya 4 isteri, tapi ratusan isteri.
Dalam kitab orang Yahudi perjanjian lama, Daud disebutkan memiliki 300 orang isteri, baik yang menjadi isteri resminya maupun selirnya. (silahkan baca buku Ruang lingkup Aktivitas Wanita Muslimah, hal. 184 oleh Dr. Yusuf Al-Qaradawi).
Dalam Fiqhus-Sunnah, As-Sayyid Sabiq dengan mengutip kitab Hak-hak Wanita Dalam Islam karya Ustaz Dr. Ali Abdul Wahid Wafi menyebutkan bahwa bila kita runut dalam sejarah, sebenarnya poligami merupakan gaya hidup yang diakui dan berjalan dengan lancar di pusat-pusat peradaban manusia.
Bahkan bisa dikatakan bahwa hampir semua pusat peradaban manusia (terutama yang maju dan berusia panjang), telah mengenal poligami dan mengakuinya sebagai sesuatu yang normal dan formal. Para ahli sejarah mendapatkan bahwa hanya peradaban yang tidak terlalu maju saja dan tidak berusia panjang yang tidak mengenal poligami.
Bahkan agama Nasrani sekalipun mengenal dan mengajarkan poligami. Berbeda dengan apa yang sering diungkapkan hari ini, namun Nabi Isa dan para pengikutnya mengajarkan dan mengakui poligami.
Kalau pun para pengikut kristiani sekarang ini seolah-olah anti dengan poligami, menurut ahli sejarah, karena saat itu penyebaran Nasrani terjadi di Romawi dan Yunani, sementara kedua peradaban ini memang tidak mengenal poligami, jadilah akhirnya seolah-olah agama Nasrani itu melarang poligami. Sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan sumber asli ajaran mereka sendiri.
Ustaz As-Sayyid Sabiq menyebutkan bahwa peradaban maju seperti Ibrani yang melahirkan bangsa Yahudi mengenal poligami. Begitu juga dengan peradaban Shaqalibah yang melahirkan bangsa Rusia. Termasuk juga negeri Lituania, Ustunia, Chekoslowakia dan Yugoslavia, semuanya sangat mengenal poligami.
Masih ditambah lagi dengan bangsa Jerman, Swis, Saksonia, Belgia, Belanda, Denmark, Swedia, Norwegia dan tidak terkecuali, Inggris.
Jadi pendapat bahwa poligami itu hanya produk hukum Islam adalah tidak benar. Sebab bangsa Arab sebelum masa kedatangan Islam pun mengenal poligami. Dalam salah satu hadits disebutkan bahwa ada seorang masuk Islam dan masih memiliki 10 orang isteri. Lalu oleh Rasulullah SAW diminta untuk memilih empat saja dan selebihnya diceraikan. Beliau bersabda:
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Pilihlah 4 orang dari mereka dan ceraikan sisanya." (HR At-tirmizy1128 danIbnu Majah1953)
Masih menurut beliau, poligami itu bukan hanya milik peradaban masa lalu dunia, tetapi hari ini masih tetap diakui oleh negeri dengan sistem hukum yang bukan Islam seperti Afrika, India, China dan Jepang.
Sehingga jelaslah bahwa poligami adalah produk umat manusia, produk kemanusiaan dan produk peradaban besar dunia. Islam hanyalah salah satu yang ikut di dalamnya dengan memberikan batasan dan arahan yang sesuai dengan jiwa manusia.
Islam datang dalam kondisi di mana masyarakat dunia telah mengenal poligami selama ribuan tahun dan telah diakui dalam sistem hukum umat manusia. Justru Islam memberikan aturan agar poligami itu tetap selaras dengan rasa keadilan dan keharmonisan.
Misalnya dengan mensyaratkan adanya keadilan dan kemampuan dalam nafkah. Begitu juga Islam sebenarnya tidak membolehkan poligami secara mutlak, sebab yang dibolehkan hanya sampai empat orang isteri. Dan segudang aturan main lainnya sehingga meski mengakui adanya poligami, namun poligami yang berkeadilan sehingga melahirkan kesejahteraan.
Barat adalah Pendukung Poligami yang Tidak Manusiawi
Dan kini karena masyarakat barat banyak menganut agama nasrani, ditambah lagi latar belakang budaya mereka yang berangkat dari Romawi dan Yunani kuno, maka mereka pun ikut-ikutan mengharamkan poligami.
Namun anehnya, sistem hukum dan moral mereka malah membolehkan perzinahan, homoseksual, lesbianisme dan gonta ganti pasangan suami isteri. Padahal semua pasti tahu bahwa poligami jauh lebih beradab dari semua itu. Sayangnya, ketika ada orang berpoligami dan mengumumkan kepoligamiannya, semua ikut merasa `jijik`, sementara ketika hampir semua lapisan masyarakat menghidup-hidupkan perzinahan, pelacuran, perselingkuhan, homosek dan lesbianisme, tak ada satu pun yang berkomentar jelek.
Semua seakan kompak dan sepakat bahwa perilaku bejat itu adalah `wajar` terjadi sebagai bagian dari dinamika kehidupan modern.
Dr. Yusuf Al-Qaradawi mengatakan bahwa pada hakikatnya apa yang dilakukan oleh Barat pada hari ini dengan segala bentuk pernizahan yang mereka lakukan tidak lain adalah salah satu bentuk poligami juga, meski tidak dalam bentuk formal.
Dan kenyataaannya mereka memang terbiasa melakukan hubungan seksual di luar nikah dengan siapapun yang mereka inginkan. Di tempat kerja, hubungan seksual di luar nikah menjadi sesuatu yang lazim dilakukan oleh mereka, baik dengan sesama teman kerja, atau antara atasan dan bawahan atau pun klien mereka.
Di tempat umum mereka terbiasa melakukan hubungan seksual di luar nikah baik dengan wanita penghibur, pelayan restoran, artis dan selebritis.
Di sekolah pun mereka menganggap wajar bila terjadi hubungan seksual baik sesama pelajar, antara pelajar dengan guru atau dosen, antar karyawan dan seterusnya. Bahkan di dalam rumaah tangga pun mereka menganggap boleh dilakukan dengan tetangga, pembantu rumah tangga, sesama angota keluarga atau dengan tamu yang menginap.
Semua itu bukan mengada-ada karena secara jujur dan polos mereka akui sendiri dan tercermin dalam film-film Hollywood di mana hampir selalu dalam setiap kesempatan mereka melakukan hubungan seksual dengan siapa pun.
Jadi peradaban barat membolehkan poligami dengan siapa saja tanpa batas, bisa dengan puluhan bahkan ratusan orang yang berlainan. Dan sangat besar kemungkinannya mereka pun telah lupa dengan siapa saja pernah melakukannya karena saking banyaknya. Dan semua itu terjadi begitu saja tanpa pertanggung-jawaban, tanpa ikatan, tanpa konsekuensi dan tanpa pengakuan. Apabila terjadi kehamilan, sama sekali tidak ada konsekuensi hukum untuk mewajibkan bertanggung-jawab atas perbuatan itu.
Poligami tidak formal alias seks di luar nikah itu alih-alih dilarang, malah sebaliknya dilindungi dan dihormati sebagai hak asasi. Lucunya, banyak negara yang mengharamkan poligami formal yang mengikat dan menuntut tanggung jawab, sebaliknya seks bebas yang tidak lain merupakan bentuk poligami yang tidak bertanggung jawab malah dibebaskan, dilindungi dan dihormati.
Untuk kasus ini, Syiekh Abdul Halim Mahmud menceritakan sebuah kejadian lucu yang terjadi di sebuah negeri sekuler di benua Afrika. Ada seorang tokoh Islam yang menikah untuk kedua kalinya (berpoligami) secara syah menurut aturan syar`i. Namun berhubung negeri itu melarang poligami secara tegas, maka pernikahan itu dilakukan tanpa melaporkan kepada pemerintah.
Rupanya, inteljen sempat mencium adanya pernikah itu dan setelah melakukan pengintaian intensif, dikepunglah rumah tokoh ini dan diseretlah dia ke pengadilan untuk dijatuhi hukuman seberat-beratnya. Melihat situasi yang timpang seperti ini, maka akal digunakan. Tokoh ini dengan kalem menjawab bahwa wanita yang ada di rumahnya itu bukan isterinya, tapi teman selingkuhannya. Agar tidak ketahuan isteri pertamanya, maka mereka melakukannya diam-diam.
Mendengar pengakuannya, kontan saat itu juga pihak pengadilan atas nama pemerintah meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kesalah-pahaman itu. Dan memulangkannya dengan baik-baik serta tidak lupa tetap meminta maaf atas insiden itu.
Pandangan Syariah Islam Tentang Poligami
Poligami atau dikenal dengan ta`addud zawaj pada dasarnya mubah atau boleh. Bukan wajib juga bukan sunnah (anjuran). Karena melihat siyaqul-ayah memang mensyaratkan harus adil. Dan keadilan itu yang tidak dimiliki semua orang. Allah SAW berfirman:
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap perempuan yang yatim, maka kawinilah wanita-wanita yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.(QS. An-Nisa: 3)
Jadi syarat utama poligami adalah adil terhadap isteri, baik dalam nafkah lahir batin, atau pun dalam perhatian, kasih sayang, perlindunganserta alokasi waktu. Jangan sampai salah satunya tidak diberi dengan cukup. Apalagi kesemuanya tidak diberi cukup nafkah, maka hal itu adalah kezaliman.
Sebagaimana hukum menikah yang bisa memiliki banyak bentuk hukum, maka begitu juga dengan poligami, hukumnya sangat ditentukan oleh kondisi seseorang, bahkan bukan hanya kondisi dirinya tetapi juga menyangkut kondisi dan perasaan orang lain, dalam hal ini bisa saja isterinya atau keluarga isterinya. Pertimbangan orang lain ini tidak bisa dimentahkan begitu saja dan tentunya hal ini sangat manusiawi sekali.
Karena itu kita dapati Rasulullah SAW melarang Ali bin abi Thalib untuk memadu Fatimah yang merupakan putri Rasulullah SAW. Sehingga Ali bin Abi Thalim tidak melakukan poligami.
Kalau hukum poligami itu sunnah atau dianjurkan, maka apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW untuk melarang Ali berpoligami akan bertentangan.
Selain itu yang sudah menjadi syarat paling utama dalam pertimbangan poligami adalah masalah kemampuan finansial. Biar bagaimana pun ketika seorang suami memutuskan untuk menikah lagi, maka yang harus pertama kali terlintas di kepalanya adalah masalah tanggung jawab nafkah dan kebutuhan hidup untuk dua keluarga sekaligus. Nafkah tentu saja tidak berhenti sekedar bisa memberi makan dan minum untuk isteri dan anak, tapi lebih dari itu, bagaimana dia merencakan anggaran kebutuhan hidup sampai kepada masalah pendidikan yang layak, rumah dan semua kebutuhan lainnya.
Ketentuan keadilan sebenarnya pada garis-garis umum saja. Karena bila semua mau ditimbang secara detail pastilah tidak mungkin berlaku adil secara empiris. Karena itu dibuatkan garis-garis besar seperti maslaah pembagian jatah menginap. Menginap di rumah isteri harus adil. Misalnya sehari di isteri tua dan sehari di isteri muda. Yang dihitung adalah malamnya atau menginapnya, bukan hubungan seksualnya. Karena kalau sampai hal yang terlalu mendetail harus dibuat adil juga, akan kesulitan menghitung dan menimbangnya.
Secara fithrah umumnya, kebutuhan seksual laki-laki memang lebih tinggi dari wanita. Dan secara faal, kemampuan seksual laki-laki memang dirancang untuk bisa mendapatkan frekuensi yang lebih besar dari pada wanita.
Nafsu birahi setiap orang itu berbeda-beda kebutuhannya dan cara pemenuhannya. Dari sudut pandang laki-laki, masalah `kehausan` nafsu birahi sedikit banyak dipengaruhi kepada kepuasan hubungan seksual dengan isteri. Bila isteri mampu memberikan kepuasan skesual, secara umum kehausan itu bisa terpenuhi dan sebaliknya bila kepuasan itu tidak didapat, maka kehausan itu bisa-bisa tak terobati. Akhirnya, menikah lagi sering menjadi alternatif solusi.
Umumnya laki-laki membutuhkan kepuasan seksual baik dalam kualitas maupun kuantitas. Namun umumnya kepuasan kualitas lebih dominan dari pada kepuasan secara kuantitas. Bila terpenuhi secara kualitas, umumnya sudah bisa dirasa cukup. Sedangkan pemenuhan dari sisi kuantitas saja sering tidak terlau berarti bila tidak disertai kualitas, bahkan mungkin saja menjadi sekedar rutinitas kosong. Lagi-lagi menikah lagi sering menjadi alternatif solusi.
Secara fisik, terkadang memang ada pasangan yang agak ekstrim. Di mana suami memiliki kebutuhan kualitas dan kuantitas lebih tinggi, sementara pihak isteri kurang mampu memberikannya baik dari segi kualitas dan juga kuantitas. Ketidak-seimbangan ini mungkin saja terjadi dalam satu pasangan suami isteri. Namun biasanya solusinya adalah penyesuaian diri dari masing-masing pihak. Di mana suami berusaha mengurangi dorongan kebutuhan untuk kepuasan secara kualitas dan kuantitas. Dan sebaliknya isteri berusaha meningkatkan kemampuan pelayanan dari kedua segi itu. Nanti keduanya akan bertemu di ssatu titik.
Tapi kasus yang ekstrim memang mungkin saja terjadi. Suami memiliki tingkat dorongan kebutuhan yang melebihi rata-rata, sebaliknya isteri memiliki kemampuan pelayanan yang justru di bawah rata-rata. Dalam kasus seperti ini memang sulit untuk mencari titik temu. Karena hal ini merupakan fithrah alamiah yang ada begitu saja pada masing-masing pihak. Dan kasus seperti ini adalah alasan yang paling logis dan masuk akal untuk terjadinya penyelewengan, selingkuh, prostitusi, pelecehan seksual dan perzinahan.
Sehingga jauh-jauh hari Islam sudah mengantisipasi kemungkinan terjadinya fenomena ini dengan membuka pintu untuk poligami dan menutup pintu ke arah zina. Dari pada zina yang merusak nilai kemanusiaan dan harga diri manusia, lebih baik kebutuhan itu disalurkan lewat jalur formal dan legal. Yaitu poligami.
Dan kenyataanya, angka kasus sejenis lumayan banyak. Namun antisipasinya sering terlihat kurang cerdas bahkan mengedepankan ego. Hukum agama nasrani jelas-jelas melarang poligami yang legal. Begitu juga hukum positif di banyak negeri umumnya cenderung menganggap poligami itu tidak bisa diterima. Apalagi hukum non formal yang berbentuk penilaian masyarakat yangumumnya juga menganggap poligami itu hina dan buruk.
Secara tidak sadar semuanya lebih memaklumi kalau dalam kasus seperti yang kita bicarakan ini, solusinya adalah ZINA dan bukan poligami. Nah, inilah terjungkir baliknya nilai-nilai agama yang dikalahkan dengan rasa dan selera subjektif hawa nafsu manusia.
Berlebihan Dalam Memahami Masalah Poligami Dalam Islam
Ada orang yang terlalu berlebihan dalam memahami kebolehan poligami dalam Islam. Dan sebaliknya, ada kalangan yang berusaha menghalang-halangi terjadinya poligami dalam Islam, meski tidak sampai menolak syariatnya.
a. Pihak yang Berlebihan
Menurut kalangan ini, poligami adalah perkara yang sangat utama untuk dikerjakan bahkan merupakan sunnah muakkadah dan pola hidup Rasulullah SAW. Kemana-mana mereka selalu mendengungkan poligami hingga seolah hamir mendekati wajib.
Pemahaman keliru seperti itu sering menggunakan ayat poligami yang memang bunyinya seolah seperti mendahulukan poligami dan bila tidak mampu, barulah beristri satu saja. Istilahnya, poligami dulu, kalau tidak mampu, baru satu saja.
Maka kawinilah wanita-wanita yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.(QS. An-Nisa: 3)
Padahal makna ayat itu sama sekali tidak demikian. Karena meski sepintas ayat itu kelihatan mendahulukan poligami lebih dahulu, tapi dalam kenyataan hukum hasil dari istinbath para ulama dengan membandingkannya dengan dalil-dalil lainnya menunjukan bahwa poligami merupakan jalan keluar atau rukhshah (bentuk keringanan) atas sebuah kebutuhan. Bukan menempati posisi utama dalam masalah pernikahan.
Alasan agar tidak jatuh ke dalam zina adalah alasan yang ma`qul (logis) dan sangat bisa diterima. Karena Allah SWT memang memerintahkan agar seorang mukmin menjaga kemaluannya. Allah SWT berfirman:
Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, (QS. Al-Mukminun: 5)
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman,"Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An-Nur: 30)
Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, (QS. Al-Ma`arij: 29)
Bila satu isteri saja masih belum bisa menahan gejolak syahwatnya, sementara secara nafkah dia mampu berbuat adil, bolehlah seseorang untuk menikah lagi dengan niat menjaga agamanya. Bukan sekedar memuaskan nafsu syahwat saja.
Bentuk kekeliruan yang lain adalah rasa terlalu optimis atas kemampuan menanggung beban nafkah. Padahal Islam tetap menutut kita berlaku logis dan penuh perhitungan. Memang rezeki itu Allah SWT yang memberi, tapi rezeki itu tidak datang begitu saja.
Bahkan untuk orang yang baru pertama kali menikah pun, Rasulullah SAW mensyaratkan harus punya kemampuan finansial. Dan bila belum mampu, maka hendaknya berpuasa saja.
Jangan sampai seseorang yang penghasilannya senin kamis, tapi berlagak bak seorang saudagar kaya yang setiap hari isi pembicaraannya tidak lepas dari urusan ta`addud. Ini jelas sangat `njomplang`, jauh asap dari api.
b. Pihak yang Mencegah Poligami
Di sisi lain, ada kalangan yang menentang poligami atau paling tidak kurang bersimpati terhadap poligami. Mereka pun sibuk membolak balik ayat Al-Quran Al-Karim dan Sunnah Rasulullah SAW untuk mencari dalih yang bisa melarang atau minimal memberatkan jalan menuju poligami.
Misalnya dengan mengikat seorang suami untuk janji tidak menikah lagi ketika melangsungkan pernikahan pertamanya. Janji itu diqiyaskan dengan sighat ta'liq yang bila dilanggar maka isterinya diceraikan.
Menanggapi hal ini, para ulama berbeda pendapat tentang syarat tidak boleh melakukan poligami bagi suami yang diajukan oleh isterinya pada saat aqad nikah. Apakah pensyaratan tersebut dibolehkan atau tidak?
Sebahagian ulama menyatakan bahwa pensyaratan tersebut diperbolehkan, sedangkan yang lain berpendapat hal tersebut dimakruhkan tetapi tidak haram. Karena dengan adanya pensyaratan tersebut maka suami akan merasa terbelenggu yang pada akhirnya akan menimbulakn hubungan yang kurang harmonis di antara keduanya.
Bentuk lainnya dari upaya menelikung poligami dalam Islam, dikatakan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah melakukan poligami kecuali hanya kepada janda saja. Tidak pernah kepada wanita yang perawan. Memang ketika menikahi Aisyah ra, status Rasulullah SAW adalah seorang duda yang ditinggal mati isterinya.
Dalam menjawab masalah ini, sebenarnya syarat harus menikahi wanita yang berstatus janda bukanlah syarat untuk poligami. Meski Rasulullah SAW memang lebih banyak menikahi janda ketimbang yang masih gadis. Namun hal itu terpulang kepada pertimbangan teknis di masa itu yang umumnya untuk memuliakan para wanita atau mengambil hati tokoh di belakang wanita itu.
Pertimbangan ini tidak menjadi syarat untuk poligami secara baku dalam syariat Islam.
Sebagian kalangan juga ingin menghalangi poligami dengan dasar bahwa syarat berlaku adil dalam Al-Quran Al-Karim adalah sesuatu yang tidak mungkin bisa dilakukan. Dengan demikian, maka poligami dilarang dalam Islam.
Padahal, meski ada ayat yang demikian, yang dimaksud dengan "keadilan tidak dapat dilakukan" adalah keadilan yang bersifat menyeluruh baik materi maupun ruhiyah. Sementara keadilan yang dituntut dalam sebuah poligami hanya sebatas keadilan secara sesuatu yang bisa diukur dan lebih bersifat materi. Sedangkan masalah cinta dalam dada, sangat sulit untuk diidentifikasi.
Namun demikian, Rasulullah SAW mengancam orang yang berlaku tidak adil kepada isterinya dengan ancaman berat.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.

Kamis, 30 Oktober 2008

REZEKI YANG TELAH DITETAPKAN

"Kesungguhan dalam mencari rezeki yang telah dijamin oleh Allah akan mendapatkannya, dan mengurangi dari apa yang diwajibkan padamu, adalah termasuk sifat yang menunjukkan bashiroh (mata hati) yang tertutup."

Sesuatu yang telah dijamin oleh Allah kepada seorang hamba adalah rezeki. Sesuatu yang dimintakan pertanggungjawaban oleh Allah adalah rezeki juga. Pertanggunganjawaban itu, tidak lain ialah menempatkan harta yang telah dianugerahkan Allah kepada para hamba ialah dengan menjadikan harta berfungsi ibadah. Dengan demikian setiap harta kekayaan yang dijamin oleh Allah kepada manusia, hendaklah berfungsi benar sebagai barang jaminan yang diberlakukan sebagai ibadah untuk kepentingan yang berfaedah bagi si pemilik dan bermanfaat pula bagi sesama hamba Allah.

Sebab harta yang menjadi jaminan itu akan ditarik kembali oleh Allah apabila harta itu tidak memberikan manfaat bagi agama, sesama hamba, dalam hubungannya dengan keagungan nama Allah Ta'ala. Jaminan itu, berarti Allah Swt adalah pemilik yang syah dari semua harta yang ada di tangan manusia. Allah Ta'ala akan ridho apabila rezeki Allah itu akan menghidupkan syariat, kesejahtraan para hamba Allah, dan tentu Allah akan murka apabila rezeki itu jatuh ke tempat maksiat.

Selain itu pengertian yang dapat diambil dari perkataan sungguh sungguh di atas, adalah menunjukan kemampuan yang cukup untuk mendapatkan rezeki yang telah ditebarkan Allah Ta'ala di muka bumi ini. Kesungguhan mendapat rezeki Allah itu menjadi suatu keharusan, bahkan bisa menjadi wajib apabila rezeki itu akan berguna bagi ibadah seorang hamba. Mencari rezeki Allah itu bagi manusia telah menjadi sunnatullah. Jaminan Allah atas rezeki manusia, sebagaimana Allah telah menjamin rezeki bagi seekor anak hewan yang baru lahir dan membiarkannya hidup, karena Allah telah menyediakannya rezeki. Demikian juga halnya binatang melata ketika lahir, mampu melangsungkan hidupnya karena jaminan Allah atas rezekinya masing masing. Sebagaimana Allah berfirman, "Tiada seekor binatang melata pun di muka bumi ini, melainkan telah dijamin oleh Allah rezekinya.".

Dalam menuntut rezeki di dunia ini Allah tidak akan memaksa manusia agar mendapatkan harta yang berlimpah limpah. Manusia diberi kesempatan memenuhi kebutuhan hidupnya menurut kemampuan mereka masing masing. Yang diajarkan oleh Islam dalam masalah harta ialah agar manusia tidak bersikap berlebih lebihan. Karena sikap ini akan membawa ketamakan. Sedangkan ketamakan akan menjurus kepada kerakusan dan aniaya. Sikap rakus dan aniaya itu akan membutakan mata hati manusia.

Orang mukmin ketika mencari rezeki dengan sungguh sungguh selalu memperhatikan pula cara ber-muamalah, sikap hati hati, serta mampu membedakan antara harta yang halal dan harta yang haram.

Jaminan yang telah diberi oleh Allah dalam hal rezeki ini seperti difirmankan dalam Al-Qur anul Karim, "Perintahlah keluargamu mendirikan sholat, dan berlaku tabahlah menghadapi hidup. Tak perlu kamu bertanya soal rezeki."

Karena Allah Ta'ala telah menjamin rezeki hamba hamba-Nya, maka kesungguhan hamba untuk berikhtiar dan memohon dari Allah sangat dituntut. Pemberian Allah kepada manusia sesuai dengan ketaatan manusia kepada Allah.

Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa kedudukan seorang hamba dalam kaitannya dengan rezeki yang diterimanya dari Allah, sangat erat dengan anugerah yang harus dijaganya. Rezeki sebagai pemberian Allah, haram untuk disia siakan, dan wajib untuk dimanfaatkan bagi agama Allah dan sesama hamba-nya.

Rezeki banyak kaitannya dengan persiapan manusia untuk berjumpa dengan Allah. Rezeki selain menjadi bekal hidup dunia, termasuk pula untuk bekal hidup di Akhirat. Apabila harta yang telah di-rezkikan kepada manusia dipergunakan untuk kepentingan agama dan amal soleh, seperti menginfakkan dan menzakatkannya. Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur an "Berbekal bekallah kamu, maka sebaik baik bekal adalah menunjukkan ketakwaan kepada Allah."

Ketakwaan dalam harta, tidak lain adalah memberikan harta itu kepada hamba Allah yang berhak menerima. Karena dalam harta setiap muslim itu terkandung hak orang orang dhu'afa.

B

Tipe Wanita yang Disunnahkan untuk Dilamar

Dalam melamar, seorang muslim dianjurkan untuk memperhatikan beberapa sifat yang ada pada wanita yang akan dilamar, diantaranya:
Wanita itu disunahkan seorang yang penuh cinta kasih. Maksudnya ia harus selalu menjaga kecintaan terhadap suaminya, sementara sang suami pun memiliki kecenderungan dan rasa cinta kepadanya.

Selain itu, ia juga harus berusaha menjaga keridhaan suaminya, mengerjakan apa yang disukai suaminya, menjadikan suaminya merasa tentram hidup dengannya, senang berbincang dan berbagi kasih sayang dengannya. Dan hal itu jelas sejalan dengan firman Allah Ta'ala,

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya. Dan Dia jadikan di antara kalian rasa kasih dan saying. (ar-Ruum:21).

Disunahkan pula agar wanita yang dilamar itu seorang yang banyak memberikan keturunan, karena ketenangan, kebahagiaan dan keharmonisan keluarga akan terwujud dengan lahirnya anak-anak yang menjadi harapan setiap pasangan suami-istri.

Berkenaan dengan hal tersebut, Allah Ta'ala berfirman,
Dan orang-orang yang berkata, 'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa'. (al-Furqan:74).

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
Menikahlah dengan wanita-wanita yang penuh cinta dan yang banyak melahirkan keturunan. Karena sesungguhnya aku merasa bangga dengan banyaknya jumlah kalian pada hari kiamat kelak. Demikian hadist yang diriwayatkan Abu Daud, Nasa'I, al-Hakim, dan ia mengatakan, Hadits tersebut sanadnya shahih.

Hendaknya wanita yang akan dinikahi itu seorang yang masih gadis dan masih muda. Hal itu sebagaimana yang ditegaskan dalam kitab Shahihain dan juga kiab-kitab lainnya dari hadits Jabir, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bertanya kepadanya,

Apakah kamu menikahi seorang gadis atau janda? dia menjawab,"Seorang janda."Lalu beliau bersabda, Mengapa kamu tidak menikahi seorang gadis yang kamu dapat bercumbu dengannya dan ia pun dapat mencumbuimu?.

Karena seorang gadis akan mengantarkan pada tujian pernikahan. Selain itu seorang gadis juga akan lebih menyenangkan dan membahagiakan, lebih menarik untuk dinikmati akan berperilaku lebih menyenangkan, lebih indah dan lebih menarik untuk dipandang, lebih lembut untuk disentuh dan lebih mudah bagi suaminya untuk membentuk dan membimbing akhlaknya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sendiri telah bersabda,

Hendaklah kalian menikahi wanita-wanita muda, karena mereka mempunyai mulut yang lebih segar, mempunyai rahim yang lebih subur dan mempunyai cumbuan yang lebih menghangatkan.

Demikian hadits yang diriwayatkan asy-Syirazi, dari Basyrah bin Ashim dari ayahnya, dari kakeknya. Dalam kitab Shahih al_Jami' ash_Shaghir, al-Albani mengatakan, "Hadits ini shahih."

Dianjurkan untuk tidak menikahi wanita yang masih termasuk keluarga dekat, karena Imam Syafi'I pernah mengatakan, "Jika seseorang menikahi wanita dari kalangan keluarganya sendiri, maka kemungkinan besar anaknnya mempunyai daya piker yang lemah."

Disunahkan bagi seorang muslim untuk menikahi wanita yang mempunyai silsilah keturunan yang jelas dan terhormat, karena hal itu akan berpengaruh pada dirinya dan juga anak keturunannnya. Berkenaan dengan hal tersebut, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscahya kamu beruntung. (HR. Bukhari, Muslim dan juga yang lainnya).

Hendaknya wanita yang akan dinikahi itu taat beragama dan berakhlak mulia. Karena ketaatan menjalankan agama dan akhlaknya yang mulia akan menjadikannya pembantu bagi suaminya dalam menjalankan agamanya, sekaligus akan menjadi pendidik yang baik bagi anak-anaknya, akan dapat bergaul dengan keluarga suaminya.

Selain itu ia juga akan senantiasa mentaati suaminya jika ia akan menyuruh, ridha dan lapang dada jika suaminya memberi, serta menyenangkan suaminya berhubungan atau melihatnnya. Wanita yang demikian adalah seperti yang difirmankan Allah Ta'ala,

"Sebab itu, maka wanita-wanita yang shahih adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminyatidak berada di tempat, oleh karena Allah telah memelihara mereka". (an-Nisa:34).

Sedangkan dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,
"Dunia ini adalah kenikmatan, dan sebaik-baik kenikmatannya adalah wanita shalihah". (HR. Muslim, Nasa'I dan Ibnu Majah).

Selain itu, hendaklah wanita yang akan dinikahi adalah seorang yang cantik, karena kecantikan akan menjadi dambaan setiap insan dan selalu diinginkan oleh setiap orang yang akan menikah, dan kecantikan itu pula yang akan membantu menjaga kesucian dan kehormatan. Dan hal itu telah disebutkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam hadits tentang hal-hal yang disukai dari kaum wanita.

Kecantikan itu bersifat relatif. Setiap orang mempunyai gambaran tersendiri tentang kecantikan ini sesuai dengan selera dan keinginannya. Sebagian orang ada yang melihat bahwa kecantikan itu terletak pada wanita yang pendek, sementara sebagian yang lain memandang ada pada wanita yang tinggi.

Sedangkan sebagian lainnya memandang kecantikan terletak pada warna kulit, baik coklat, putih, kuning dan sebagainya. Sebagian lain memandang bahwa kecantikan itu terletak pada keindahan suara dan kelembutan ucapannya.

Demikianlah, yang jelas disunahkan bagi setiap orang untuk menikahi wanita yang ia anggap cantik sehingga ia tidak tertarik dan tergoda pada wanita lain, sehingga tercapailah tujuan pernikahan, yaitu kesucian dan kehormatan bagi tiap-tiap pasangan.

Tanda-tanda Lemah Iman dan Kiat untuk mengatasinya

Tanda-tanda Lemah Iman
Terus menerus melakukan dosa dan tidak merasa bersalah
Berhati keras dan tidak berminat untuk membaca Al-Qur'an
Berlambat-lambat dalam melakukan kebaikan, seperti terlambat untuk melakukan shalat
Meninggalkan sunnah
Memiliki suasana hati yang goyah, seperti bosan dalam kebaikan dan sering gelisah
Tidak merasakan apapun ketika mendengarkan ayat Al-Qur'an dibacakan, seperti ketika Allah mengingatkan tentang hukumanNya dan janji-janjiNya tentang kabar baik.
Kesulitan dalam berdzikir dan mengingat Allah
Tidak merasa risau ketika keadaan berjalan bertentangan dengan syari'ah
Menginginkan jabatan dan kekayaan
Kikir dan bakhil, tidak mau membagi rezeki yang dikaruniakan oleh Allah
Memerintahkan orang lain untuk berbuat kebaikan, sementara dirinya sendiri tidak melakukannya.
Merasa senang ketika urusan orang lain tidak berjalan semestinya
Hanya memperhatikan yang halal dan yang haram, dan tidak menghindari yang makruh
Mengolok-olok orang yang berbuat kebaikan kecil, seperti membersihkan masjid
Tidak mau memperhatikan kondisi kaum muslimin
Tidak merasa bertanggung jawab untuk melakukan sesuatu demi kemajuan Islam
Tidak mampu menerima musibah yang menimpanya, seperti menangis dan meratap-ratap di kuburan
Suka membantah, hanya untuk berbantah-bantahan, tanpa memiliki bukti
Merasa asyik dan sangat tertarik dengan dunia, kehidupn duniawi, seperti merasa resah hanya ketika kehilangan sesuatu materi kebendaan
Merasa asyik (ujub) dan terobsesi pada diri sendiri

Hal-hal berikut dapat meningkatkan keimanan kita:
Tilawah Al-Qur'an dan mentadabburi maknanya, hening dan dengan suara yang lembut tidak tinggi, maka Insya Allah hati kita akan lembut. Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal, yakinkan bahwa Allah sedang berbicara dengan kita.
Menyadari keagungan Allah. Segala sesuatu berada dalam kekuasaannya. Banyak hal di sekitar kita yang kita lihat, yang menunjukkan keagunganNya kepada kita. Segala sesuatu terjadi sesuai dengan kehendakNya. Allah maha menjaga dan memperhatikan segala sesuatu, bahkan seekor semut hitam yang bersembunyi di balik batu hitam dalam kepekatan malam sekalipun.
Berusaha menambah pengetahuan, setidaknya hal-hal dasar yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti cara berwudlu dengan benar. Mengetahui arti dari nama-nama dan sifat-sifat Allah, orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang berilmu.
Menghadiri majelis-majelis dzikir yang mengingat Allah. Malaikat mengelilingi majels-majelis seperti itu.
Selalu menambah perbuatan baik. Sebuah perbuatan baik akan mengantarkan kepada perbuatan baik lainnya. Allah akan memudahkan jalan bagi seseorang yang bershadaqah dan juga memudahkan jalan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. Amal-amal kebaikan harus dilakukan secara kontinyu.
Merasa takut kepada akhir hayat yang buruk. Mengingat kematian akan mengingatkan kita dari terlena terhadap kesenangan dunia.
Mengingat fase-fase kehidupan akhirat, fase ketika kita diletakkan dalam kubut, fase ketika kita diadili, fase ketika kita dihadapkan pada dua kemungkinan, akan berakhir di surga, atau neraka.
Berdo'a, menyadari bahwa kita membutuhkan Allah. Merasa kecil di hadapan Allah.
Cinta kita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala harus kita tunjukkan dalam aksi. Kita harus berharap semoga Allah berkenan menerima shalat-shalat kita, dan
senantiasa merasa takut akan melakukan kesalahan. Malam hari sebelum tidur, seyogyanya kita bermuhasabah, memperhitungkan perbuatan kita sepanjang
hari itu.
Menyadari akibat dari berbuat dosa dan pelanggaran. Iman seseorang akan bertambah dengan melakukan kebaikan, dan menurun dengan melakukan
perbuatan buruk.
Semua yang terjadi adalah karena Allah menghendaki hal itu terjadi. Ketika musibah menimpa kita, itupun dari Allah.

PERGAULAN

1. Apabila seorang datang langsung berbicara sebelum memberi salam maka janganlah dijawab. (HR. Ad-Dainuri dan Tirmidzi)

2. Lakukanlah ziarah dengan jarang-jarang agar lebih menambah kemesraan. (HR. Ibnu Hibban)

3. Laki-laki memberi salam kepada wantia dan wanita jangan memberi salam kepada laki-laki. (HR. Ad-Dainuri)

4. Apabila kamu saling berjumpa maka saling mengucap salam dan bersalam-salaman, dan bila berpisah maka berpisahlah dengan ucapan istighfar. (HR. Ath-Thahawi)

5. Sahabat Anas Ra berkata, "Kami disuruh oleh Rasulullah Saw agar jawaban kami tidak lebih daripada "wa'alaikum". (HR. Ad-Dainuri).

Penjelasan:
Yakni ketika orang non muslim (Yahudi, Nasrani, dan lain-lain) memberi salam kepada seorang muslim maka jawabannya tidak boleh lebih dari: "Wa'alaikum," artinya: "Dan juga bagimu". Namun jika yang mengucapkan salam tersebut orang Islam, maka kita harus membalasnya dengan ucapan yang lebih baik, atau minimal sama. Firman Allah, "Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu." (Surat 4. AN NISAA' - Ayat 86)

6. Apabila dua orang muslim saling berjumpa lalu berjabatan tangan dan mengucap "Alhamdulillah" dan beristighfar maka Allah 'Azza Wajalla mengampuni mereka. (HR. Abu Dawud)

7. Senyummu ke wajah saudaramu adalah sodaqoh. (Mashabih Assunnah)

8. Apabila berkumpul tiga orang janganlah yang dua orang berbisik-bisik (bicara rahasia) dan meninggalkan orang yang ketiga (karena hal tersebut akan menimbulkan kesedihan dan perasaan tidak enak baginya). (HR. Bukhari)

9. Apabila seorang bertamu lalu minta ijin (mengetuk pintu atau memanggil-manggil) sampai tiga kali dan tidak ditemui (tidak dibukakan pintu) maka hendaklah ia pulang. (HR. Bukhari)

10. Seorang tamu yang masuk ke rumah suatu kaum hendaklah duduk di tempat yang ditunjuk kaum itu sebab mereka lebih mengenal tempat-tempat aurat rumah mereka. (HR. Ath-Thabrani)

11. Menyendiri lebih baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan kawan bergaul yang sholeh lebih baik daripada menyendiri. Berbincang-bincang yang baik lebih baik daripada berdiam dan berdiam adalah lebih baik daripada berbicara (ngobrol) yang buruk. (HR. Al Hakim)

12. Seseorang adalah sejalan dan sealiran dengan kawan akrabnya, maka hendaklah kamu berhati-hati dalam memilih kawan pendamping. (HR. Ahmad)

13. Sesungguhnya Allah Ta'ala menyukai kelestarian atas keakraban kawan lama, maka peliharalah kelangsungannya. (HR. Ad-Dailami)

14. Seorang mukmin yang bergaul dan sabar terhadap gangguan orang, lebih besar pahalanya dari yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak sabar dalam menghadapi gangguan mereka. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

15. Amal perbuatan yang paling disukai Allah sesudah yang fardhu (wajib) ialah memasukkan kesenangan ke dalam hati seorang muslim. (HR. Ath-Thabrani)

16. Barangsiapa mengintip-intip rumah suatu kaum tanpa ijin mereka maka sah bagi mereka untuk mencolok matanya. (HR. Muslim)

17. Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera memperbaikinya. (HR. Bukhari)

18. Tiga perbuatan yang termasuk sangat baik, yaitu berzikir kepada Allah dalam segala situasi dan kondisi, saling menyadarkan (menasihati) satu sama lain, dan menyantuni saudara-saudaranya (yang memerlukan). (HR. Ad-Dailami)

19. Jibril Alaihissalam yang aku cintai menyuruhku agar selalu bersikap lunak (toleran dan mengalah) terhadap orang lain. (HR. Ar-Rabii')

20. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak menzaliminya dan tidak mengecewakannya (membiarkannya menderita) dan tidak merusaknya (kehormatan dan nama baiknya). (HR. Muslim)

21. Rasulullah Saw melarang mendatangi undangan orang-orang fasik. (HR. Ath-Thabrani)

22. Janganlah kamu duduk-duduk di tepian jalan. Para sahabat berkata, "Ya Rasulullah, kami memerlukan duduk-duduk untuk berbincang-bincang." Rasulullah kemudian berkata, "Kalau memang harus duduk-duduk maka berilah jalanan haknya." Mereka bertanya, "Apa haknya jalanan itu, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Memalingkan pandangan (bila wanita lewat), menghindari gangguan, menjawab ucapan salam (dari orang yang lewat), dan beramar ma'ruf nahi mungkar." (Mutafaq'alaih)

23. Termasuk sunnah bila kamu menghantar pulang tamu sampai ke pintu rumahmu. (HR. Al-Baihaqi)

24. Rasulullah Saw menerima pemberian hadiah dan mendoakan ganjaran atas pemberian hadiah tersebut. (HR. Bukhari)

25. Jangan menolak hadiah dan jangan memukul kaum muslimin. (HR. Ahmad)

26. Hendaknya kamu saling memberi hadiah. Sesungguhnya pemberian hadiah itu dapat melenyapkan kedengkian. (HR. Tirmidzi dan dan Ahmad)

27. Seorang pemuda yang menghormati orang tua karena memandang usianya yang lanjut maka Allah mentakdirkan baginya pada usia lanjut orang akan menghormatinya. (HR. Tirmidzi)

28. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah menghormati tamunya. Kewajiban menjamu tamu hanya satu hari satu malam. Masa bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu termasuk sedekah. Tidak halal bagi si tamu tinggal lebih lama sehingga menyulitkan tuan rumah. (HR. Al-Baihaqi)

29. Barangsiapa menerima kebaikan (pemberian) dari kawannya (saudaranya) tanpa diminta hendaklah diterima dan jangan dikembalikan. Sesungguhnya itu adalah rezeki yang disalurkan Allah untuknya. (HR. Al Hakim)

30. Barangsiapa membela (nama baik dan kehormatan) saudaranya tanpa kehadirannya maka Allah akan membelanya di dunia dan di akhirat. (HR. Al-Baihaqi)

31. Apabila kawan muslim seseorang digunjing dan dia tidak menyanggah (membelanya) padahal sebenarnya dia mampu membelanya maka Allah akan merendahkannya di dunia dan di akhirat. (HR. Al Baghowi dan Ibnu Babawih)

32. Jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling mengenal timbul perselisihan. (HR. Muslim)

33. Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia mencintai segala sesuatu bagi saudaranya sebagaimana yang dia cintai bagi dirinya. (HR. Bukhari)

34. Hubungilah orang yang memutus hubungannya dengan kamu dan berilah (sesuatu) kepada orang yang enggan memberimu. Hindarkan dirimu dari orang yang menzalimi kamu (Artinya, jangan menghiraukan orang yang menzalimi kamu). (HR. Ahmad)

35. Belalah (tolonglah) kawanmu baik dia zalim maupun dizalimi. Apabila dia zalim, cegahlah dia dari perbuatannya dan bila dia dizalimi upayakanlah agar dia dimenangkan (dibela). (HR. Bukhari)

36. Barangsiapa tidak memperhatikan (mempedulikan) urusan kaum muslimin maka dia bukan termasuk dari mereka. (HR. Abu Dawud)

37. Jangan menunjukkan kegembiraan atas penderitaan saudaramu, niscaya Allah akan menyelamatkannya dan akan menimpakan (musibah) kepadamu. (HR. Aththusi dan Tirmidzi)

38. Apabila kamu memukul, hindarilah wajah. (HR. Mashabih Assunnah)

39. Wahai segenap manusia, sesungguhnya Robbmu satu dan bapakmu satu. Tidak ada kelebihan bagi seorang Arab atas orang Ajam (bukan Arab) dan bagi seorang yang bukan Arab atas orang Arab dan yang (berkulit) merah atas yang hitam dan yang hitam atas yang merah, kecuali dengan ketakwaannya. Apakah aku sudah menyampaikan hal ini? (HR. Ahmad)

40. Tidak boleh ada gangguan (akibat yang merugikan dan menyedihkan) dan tidak boleh ada paksaan. (HR. Malik)

41. Cukup jahat orang yang menghina saudaranya. (HR. Muslim)

42. Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi (memutuskan hubungan) dengan saudaranya melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu untuk berdialog mengemukakan isi hati dan yang terbaik ialah yang pertama memberi salam (menyapa). (HR. Bukhari)

43. Barangsiapa meniru-niru tingkah laku suatu kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

44. Tidak akan masuk surga orang yang suka mencuri berita (suka mendengar-dengar berita rahasia orang lain). (HR. Bukhari)

45. Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. (HR. Muslim)

46. Kawan pendamping yang sholeh ibarat penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yang buruk ibarat tukang pandai besi. Bila kamu tidak terjilat apinya, kamu akan terkena asapnya. (HR. Bukhari)




Hadist BloG

WANITA

1. Wanita adalah belahan separo (yang sama) dengan pria. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
2. Jihadnya kaum wanita ialah haji dan umroh. (HR. Ahmad)
3. Diperlihatkan kepadaku neraka kebanyakan penghuninya kaum wanita karena kekufuran mereka. Para sahabat bertanya, "Apakah mereka kufur kepada Allah?" Nabi Saw menjawab, "Mereka mengkufuri pergaulan dan kebajikan (kebaikan). Apabila kamu berbuat ihsan kepada seorang dari mereka sepanjang umur lalu dia mengalami sesuatu yang tidak menyenangkannya dia akan berkata, "Kamu belum pernah berbuat baik kepadaku." (HR. Bukhari)
4. Wahai kaum wanita, aku tidak melihat dari suatu kaum (orang-orang) yang lemah akal (pemikiran) dan lemah agama lebih menghilangkan hati orang-orang yang sehat akal dan benaknya dari pada kamu (kaum wanita). Aku telah menyaksikan neraka yang penghuninya paling banyak kaum wanita. Maka dekatkanlah dirimu kepada Allah sedapat mungkin. (HR. Bukhari)
5. Apabila seorang dari kamu tertarik melihat seorang perempuan dan terkesan dalam hatinya, maka hendaklah menggauli isterinya sendiri karena hal itu akan meredam gejolak dan gangguan dalam dirinya. (HR. Muslim)
6. Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan perempuan (bukan mahram) karena yang ketiganya adalah syetan. (HR. Abu Dawud)
7. Barangsiapa berjabatan tangan dengan perempuan yang bukan mahramnya maka dia dimurkai Allah Azza wajalla. (HR.Ibnu Baabawih)
8. Janganlah laki-laki berduaan dengan perempuan (lain) kecuali perempuan itu didampingi mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan perjalanan (musafir) kecuali didampingi mahramnya. (HR. Muslim)
9. Rasulullah Saw melarang kami memasuki rumah wanita yang suaminya sedang tidak ada di rumah (sedang ke luar atau bepergian). (HR. Ahmad)
10. Janganlah seorang lelaki bermalam di rumah seorang janda kecuali sudah dinikahinya atau dia mahramnya. (HR. Muslim)
11. Seorang wanita yang memakai minyak wangi lalu lewat di tengah-tengah kaum (laki-laki) dengan maksud agar mereka menghirup bau harumnya maka wanita itu adalah pelacur. (HR. An-Nasaa'i)

12. Tiada aku meninggalkan suatu fitnah sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada godaan wanita. (HR. Bukhari dan Muslim)

13. Tiap menjelang pagi hari dua malaikat berseru: "Celaka laki-laki dari godaan wanita dan celaka wanita dari godaan laki-laki." (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim)

14. Wanita adalah alat perangkap (penjaring) setan. (HR. Asysyihaab).

Rabu, 29 Oktober 2008

Rahasia Shalat Subuh

Setiap pagi kalau kita tinggal didekat mesjid maka akan terbangun
mendengar adzan subuh, yang menyuruh kita untuk melaksanakan
shalat subuh. Bagi mereka yang beriman segera saja melemparkan
selimut dan segera wudhu dan shalat baik di rumah masing-masing atau
ke mushalla atau masjid terdekat dengan berjalan kaki.

Mungkin menjadi pertanyaan mengapa Tuhan memerintahkan kita bangun pagi
dan shalat subuh? Berbagai jawaban dari semua disiplin ilmu
tentunya akan banyak dijumpai dan membedah serta memberikan jawaban
akan manfaat shalat subuh itu. Dibawah akan diulas sedikit mengani
manfaat shalat subuh, instruksi Allah sejak 1400 tahun yang lalu.

Dalam adzan subuh juga akan terdengar kalimat lain dibandingkan
dengan kalimat-kalimat yang dikumandangkan muazin untuk waktu-waktu
shalat selanjutnya. Kalimat yang terdengar berbeda dan tidak ada pada azan di lain waktu adalah "ash shalatu khairun minan naum". Arti kalimat itu adalah shalat itu lebih baik dari pada tidur. Pernahkah kita mencoba sedikit saja menghayati kalimat "ash shalatu khairun minan naum"?

Mengapa kalimat itu justru dikumandangkan hanya pada shalat subuh,
tatkala kita semua sedang terlelap, dan bukan pada adzan untuk shalat lain. Sangat mudah bagi kita semua mengatakan bahwa shalat subuh memang baik karena menuruti perintah Allah SWT, Tuhan semesta Alam,Apapun perintahnya pasti bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tetapi disisi mana manfaat itu? Apa supaya waktu banyak untuk mencari rezeki,tidak ketinggalan kereta atau bus karena macet? Pada waktu dulukan belum ada desak-desakan seperti sekarang semua masih lancar, untuk itu tinjauan dari sisi kesehatan kardiovaskular masih menarik untuk dicermati.

Untuk tidak berpanjang kata, maka dikemukakan data bahwa shalat
subuh bermanfaat karena dapat mengurangi kecenderungan terjadinya gangguan kardiovaskular. Pada studi MILIS, studi GISSI 2 dan studi-studi lain di luar negeri, yang dipercaya sebagai suatu penelitian yang shahih maka dikatakan puncak terjadinya serangan jantung sebagian besar dimulai pada jam 6 pagi sampai jam 12 siang. Mengapa
demikian? Karena pada saat itu sudah terjadi perubahan pada sistem
tubuh dimana terjadi kenaikan tegangan saraf simpatis (istilah Cina:Yang) dan penurunan tegangan saraf parasimpatis (YIN). Tegangan simpatis yang meningkat akan menyebabkan kita siap tempur, tekanan darah akan meningkat,denyutan jantung lebih kuat dan sebagainya.

Pada tegangan saraf simpatis yang meningkat maka terjadi penurunan
tekanan darah, denyut jantung kurang kuat dan ritmenya melambat.
Terjadi peningkatan aliran darah ke perut untuk menggiling makanan dan berkurangnya aliran darah ke otak sehingga kita merasa mengantuk,pokoknya yang cenderung kepada keadaan istirahat.

Pada pergantian waktu pagi buta (mulai pukul 3 dinihari) sampai
siang itulah secara diam-diam tekanan darah berangsur naik, terjadi
peningkatan adrenalin yang berefek meningkatkan tekanan darah dan
penyempitan pembuluh darah (efek vasokontriksi) dan meningkatkan sifat agregasi trombosit (sifat saling menempel satu sma lain pada sel trombosit agar darah membeku) walaupun kita tertidur. Aneh bukan? Hal ini terjadi pada semua manusia, setiap hari termasuk anda dan saya maupun bayi anda. Hal seperti ini disebut sebagai ritme
Circardian/Ritme sehari-hari, yang secara kodrati diberikan Tuhan
kepada manusia. Kenapa begitu dan apa keuntungannya Tuhan yang berkuasa menerangkannya saat ini.

Namun apa kaitannya keterangan di atas dengan kalimat "ash shalatu
khairun minan naum"? Shalat subuh lebih baik dari tidur? Secara tidak langsung hal ini dapat dirunut melalui penelitian Furgot dan Zawadsky yang pada tahun 1980 dalam penelitiannya mengeluarkan sekelompok sel dinding arteri sebelah dalam pada pembuluh darah yang sedang diseledikinya (dikerok). Pembuluh darah yang normal yang tidak dibuang sel-sel yang melapisi dinding bagian dalamnya akan melebar bila ditetesi suatu zat kimia yaitu: Asetilkolin. Pada penelitian ini terjadi keanehan, dengan dikeluarkannya sel-sel dari dinding sebelah dalam pembuluh darah itu, maka pembuluh tadi tidak melebar kalau ditetesi asetilkolin.

Penemuan ini tentu saja menimbulkan kegemparan dalam dunia
kedokteran. "Jadi itu toh yang menentukan melebar atau menyempitnya
pembuluh darah, sesuatu penemuan baru yang sudah sekian lama, sekian
puluh tahun diteliti tapi tidak ketemu". Penelitian itu segera diikuti penelitian yang lain diseluruh dunia untuk mengetahui zat apa yang ada didalam sel bagian dalam pembuluh darah yang mampu
mengembangkan/melebarkan pembuluh itu. Dari sekian ribu penelitian
maka zat tadi ditemukan oleh Ignarro serta Murad dan disebut NO/Nitrik Oksida. Ketiga penelitian itu Furchgott dan Ignarro serta Murad mendapat hadiah NOBEL tahun 1998.

Zat NO selalu diproduksi, dalam keadaan istirahat tidur pun
selalu diproduksi, namun produksi dapat ditingkatkan oleh obat golongan Nifedipin dan nitrat dan lain-lain tetapi juga dapat ditingkatkan dengan bergerak, dengan olahraga. Efek Nitrik oksida yang lain adalah mencegah kecenderungan membekunya darah dengan cara mengurangi sifat agregasi/sifat menempel satu sama lain dari trombosit pada darah kita.

Jadi kalau kita kita bangun tidur pada pagi buta dan bergerak, maka hal itu akan memberikan pengaruh baik pada pencegahan gangguan
kardiovaskular. Naiknya kadar NO dalam darah karena exercise yaitu
wudhu dan shalat sunnah dan wajib, apalagi bila disertai berjalan ke
mesjid merupakan proteksi bagi pencegahan kejadian kardiovaskular.
Selain itu patut dicatat bahwa pada posisi rukuk dan sujud terjadi proses mengejan, posisi ini meningkatkan tonus parasimpatis (yang melawan efek tonus simpatis). Dengan exercise tubuh memproduksi NO untuk melawan peningkatan kadar zat adrenalin di atas yang berefek menyempitkan
pembuluh darah dan membuat sel trombosit darah kita jadi bertambah liar
dan inginnya rangkulan terus.

Demikianlah kekuasaan Allah, ciptaannya selalu dalam
berpasang-pasangan, siang-malam, panas-dingin, dan NO-Kontra anti NO.
Allah, sudah sejak awal Islam datang menyerukan shalat subuh. Hanya
saja Allah tidak secara jelas menyatakan manfaat akan hal ini karena
tingkat ilmu pengetahuan manusia belum sampai dan masih harus
mencarinya sendiri

walaupun harus melalui rentang waktu ribuan tahun. Petunjuk
bagi

kemaslahatan umat adalah tanda kasihNya pada hambaNya. Bukti
manfaat instruksi Allah baru datang 1400 tahun kemudian. Allahu Akbar.

Mudah-mudahan mulai saat ini kita tidak lagi memandang sholat
sebagai perintahNya akan tetapi memandangnya sebagai kebutuhan kita.
Sehingga tidak merasa berat dan terpaksa dalam menjalankan ibadah dan
selalu shalat subuh didahului dengan shalat sunnah dan kalau dapat jalan
ke mesjid.



Semoga kita dapat menunaikan ibadah shalat subuh dengan penuh rasa
syukur pada Allah akan karunia ini. Allahuma amin....

99 Nama Allah

1. Ar – Rahman  Yang Maha Pemurah.
2. Ar – Rahim  Yang Maha Pengasih.
3. Al – Malik  Maha Raja.
4. Al – Quddus  Maha Suci.
5. As – Salam  Maha Sejahtera.
6. Al – Mu’min  Yang Maha Terpecaya.
7. Al – Muhaimin  Yang Maha Memelihara.
8. Al – ‘Azis  Yang Maha Perkasa.
9. Al – Jabbar Yang Kehendaknya Tidak Dapat Diingkari.
10. Al – Mutakabir  Yang Memiliki Kebesaran.
11. Al – Khaliq  Yang Maha Pencipta.
12. Al – Bari  Yang Mengadakan Dari Tiada.
13. Al – Mushawwir  Yang Membuat Bentuk.
14. Al – Ghaffar  Yang Maha Pengampun.
15. Al – Qahhar  Yang Maha Perkasa.
16. Al – Wahhab  Yang Maha Pemberi.
17. Ar – Razzaq  Yang Maha Pemberi Rezeki.
18. Al – Fattah  Yang Maha Membuka (Hati).
19. Al – ‘Alim  Yang Maha Mengetahui.
20. Al – Qabidh  Yang Maha Pengendali.
21. Al – Basith  Yang Maha Melapangkan.
22. Al – Khafiah  Yang Meredahkan.
23. Al – Rafi’  Yang Meninggikan.
24. al – Mu’izz  Yang Maha Terhormat.
25. Al – Mudzdzill  Yang Maha Menghinakan.
26. As – Sami’  Yang Maha Mendengar.
27. Al – Bashir  Yang Maha Melihat.
28. Al – Hakam  Yang Memutuskan Hukum.
29. Al – ‘Adi  Yang Maha Adil.
30. Al – Lathif  Yang Maha Lembut.
31. Al – Khabir  Yang Maha Mengetahui.
32. Al – Halim  Yang Maha Penyantun.
33. Al – ‘Azhim  Yang Maha Agung.
34. Al – Ghafur  Yang Maha Pengampun.
35. Asy – Syakur  Yang Menerima Syukur.
36. Al – Aliyy  Yang Maha Tinggi.
37. Al – Kabir  Yang Maha Besar.
38. Al – Hafizh  Yang Maha Penjaga.
39. Al – Muqit  Yang Maha Pemelihara.
40. Al – Hasib  Yang Maha Pembuat Perhitungan.
41. Al – Jalil  Yang Maha Luhur.
42. Al – Karim  Yang Maha Mulia.
43. Ar – Raqib  Yang mMaha Mengawasi.
44. Al – Mujib  Yang Maha Mengabulkan.
45. Al – Wasi’  Yang Maha Luas.
46. Al – Hakim  Yang Maha Bijaksana.
47. Al – Wadud  Yang Maha Mengasihi.
48. Al – Majid  Yang Maha Mulia.
49. Al – Ba’its  Yang Membangkitkan.
50. Asy – Syahid  Yang Maha Menyaksikan.
51. Al – Haqq  Yang Maha Benar.
52. Al – Wakil  Yang Maha Memelihara.
53. Al – Qawiyy  Yang Maha Kuat.
54. Al – Matin  Yang maha Melindungi.
55. Al – Waliyy  Yang Maha Melindungi.
56. Al – Hamid  Yang Maha Terpuji.
57. Al – Muhshi  Yang Maha Menghitung.
58. Al – Mubdi’  Yang Maha Memulai.
59. Al – Mu’id  Yang Maha Mengembalikan.
60. Al – Muhyi  Yang Maha Menghidupkan.
61. Al – Mumit  Yang Maha Mematikan.
62. Al – Hayy  Yang Maha Hidup.
63. Al – Qayyum  Yang Maha Mandiri.
64. Al – Wajid  Yang Maha Menemukan.
65. Al – Majid  Yang Maha Mulia.
66. Al – Wahid  Yang Maha Tunggal.
67. Al – Ahad  Yang Maha Esa.
68. Ash – Shamad  Yang Maha Dibutuhkan.
69. Al – Qadir  Yang Maha Kuat.
70. Al – Muqtadir  Yang Maha Berkuasa.
71. Al – Muqqadim  Yang Maha Mendahulukan.
72. Al – Mu’akhkhir  Yang Maha Mengakhirkan.
73. Al – Awwal  Yang Maha Permulaan.
74. Al – Akhir  Yang Maha Akhir.
75. Azh – Zhahir  Yang Maha Nyata.
76. Al – Bathin  Yang Maha Gaib.
77. Al – Wali  Yang Maha Memerintah.
78. Al – Muta’ali  Yang Maha Tinggi.
79. Al – Barr  Yang Maha Dermawan.
80. At – Tawwab  Yang Maha Menerima Taubat.
81. Al – Muntaqim  Yang Maha Penyiksa.
82. Al – ‘Afuww  Yang Maha Pemaaf.
83. Ar – Ra’uf  Yang Maha Pengasih.
84. Malik al – Mulk  Yang Mempunyai Kerajaan.
85. Zulzalal wa al-Ikram Yang Maha Memiliki Kebesaran Serta Kemuliaan.
86. Al – Muqsith  Yang Maha Adil.
87. Al – Jami  Yang Maha Pengumpul.
88. Al – Ghaniyy  Yang Maha Kaya.
89. Al – Mughni  Yang Maha Mencukupi.
90. Al – Mani  Yang Maha Mencegah.
91. Adh – Dharr  Yang Maha Pemberi Derita.
92. An – Nafi  Yang Maha Pemberi Manfaat.
93. An – Nur  Yang Maha Bercahaya.
94. Al – Hadi  Yang Maha Pemberi Petunjuk.
95. Al – Badi’  Yang Maha Pencipta.
96. Al – Baqi  Yang Maha Kekal.
97. Al – Warits  Yang Maha Mewarisi.
98. Ar – Rasyid  Yang Maha Pandai.
99. Ash – Shabur  Yang Maha Sabar.

Shalat Berjamaah

1. Hakikat Nilai Sholat Subuh…
Tahukah anda seperti apa nilai sesungguhnya iming-iming Allah yang dihiraukan oleh keebanyakan orang islam itu.?
Rasulullah Bersabda :
Barang siapa sholat ‘isya berjamaah (di masjid) maka seolah-olah ia sholat separuh malam dan barang siapa sholat shubuh berjamaah (di masjid) maka seolah-olah ia sholat sepanjang malam. (Dalil I : HR. Muslim 1049).

Jelas Bahwa :
Sholat Shubuh Berjamaah Di Masjid = Sholat selama 1 malam.

1 Malam = 10 Jam*) = 600 Menit

Keterangan :
*) 1 malam sekitar 10 jam, sebab menurut Fiqih Islam hitungan malam bermula sejak matahari terbenam (sekitar jam 04.00).

Inti yangg ingin disampaikan : Sholat Subuh Berjamaah Di Masjid itu Pahalanya Sangat Besar, Bisa 120 Lipat Dibanding Sholat Dirumah, Bahkan Bisa Lebih Besar Lagi,
Kalau Mengingat Sabda Rasulullah :
Dua raka’at fajar (Sholat Subuh) itu (Pahalanya) lebih baik dari dunia seutuhnya. (Dalil 2 : HR.Ahmad 27040).

Masih adakah orang yang bersikukuh untuk shalat di rumah yang pahalanya kecil, mempertahankan kemalasan pergi ke masjid yang mengidikasikan kemunafikan itu.?

Berjama’ah Itu Wajib Bagi Laki-laki Lho...!!!

Perbandingan Tiga Alam


Percayakah Anda sebelum anda hadir sebagai mahkluk di dunia ini anda pernah hidup di alam rahim yang waktunya 9 bulan.
Sekarang kita di dunia, kita mungkin saja bisa berumur panjang sampai 70 tahun.
Rasulullah Bersabda :
Umur-umur umat ku antara 60 hingga 70 tahun dan sedikit sekali yang melampaui batas itu. ( Dalil 4 : HR. At-Tirmidzi 3473).

Meskipun begitu tidak boleh lupa, bisa saja nanti malam ajal menjemput kita.
Setelah didunia kita akan masuk alam kubur.
Berapa lama di alam kubur ???  Hanya Allah yang tahu.!!!
Untuk memudahkan perbandingan kita tuliskan saja angka : 500 tahun.

Setelah itu kita bandingkan dan dikumpulkan di alam mahsyar itu Cuma 1 hari tapi lamanya seperti 50.000 tahun. Ini berdasarkan Firman Allah :
Malaikat-malaikat dan jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. (Dalil 5 : QS. Al-Ma’arij/70 : 4)

Kemudian kita masuk ke akhirat yang kekal abadi, yang isinya hanya surga dan neraka.
Akhirat yang kekal abadi tidak bisa dibandingkan dengan waktuyang terbatas meskipun lamanya miliyaran tahun.

Ternyata umur didunia ini amat singkat jika dibandingkan dengan masa-masa di alam-alam berikutnya sangking singkatnya umur yang 70 tahun itu tidak nampak di grafik.

Sungguh merupakann kesalahan fatal bahwa pada umumnya manusia bekerja keras anting tulang untuk mempersiapkan masa depannya di dunia, agar bisa menikmati hari-hari pensiun dengan tenang dan senang.
Padahal masa pensiun itu paling-paling Cuma bertahan 1/10 dari usia kita yang sangat singkat itu dan bisa jadi kita sudah dijemput ajal sebelum pensiun.
Anehnya untuk alam kubur, alam masyar dan akhirat yang kekal dan abadi, yang sudah pasti, tidak ada kerja keras, apalagi banting tulang.
Semoga Bermanfaat Untuk Diamalkan!!!...
Keutamaan Pergi Ke Masjid...

Allah memberi banyak kita pahala untuk bekal akhirat jika kita aktif ke masjid, melaksanakan shalat jama’ah.
Diantara pahala-pahala itu adalah :
1. Pahala Langkah Kaki.
# Setiap satu langkah kaki dan penghapusan satu dosa.
Sebagaimana keterangan dalil-dalil berikut ini.
Rasulullah Bersabda :
Sesungguhnya jika seseorang diantara kamu berwudhu dengan baik kemudian ke masjid dan tidak ada niatan kecuali untuk sholat maka tiadalah dia melangkahkan kaki satu langkah kecuali pastilah Allah mengangkat dirinya satu derajat dan menghapuskan dari dirinya satu dosa sampai ia masuk masjid (Dalil 15 : Ibnu Majah 277).

Ubai bin Ka’b Bercerita :
Dulu ada orang yang rumahnya paling jauh dari masjid, tapi tidak pernah absen sholat jama’ah, maka aku katakan kepadanya : Alangkah baiknya jika kamu beli himar yang bisakamu kendarai di waktu kegelapan ataupun ketika terjadi kebut debu. Ia berkata : bahkan aku tidak mau tinggal di samping masjid, sebabaku ingin agar Allah memberiku pahala jalan kaki ke masjid dan kepulanganku ke keluargaku. Maka Rasulullah bersabda : Sesungguhnya Allah telah mengumpulkan semua pahala itu untukmu. (Dalil 16 : HR. Muslim 1065)

Sesungguhnya orang ang pahalanya paling besar adalah yang paling jauh jalannya ke (masjid tempat) sholat itu (Dalil 18 : HR Muslim 277).

2. Keutamaan Shaf Pertama :
Berdasarkan Sabda Nabi :
Seandainya mereka tahu pahala yang di dapat shaf pertama niscaya mereka berundi untuknya (Dalil 19 : HR. Ibnu Majah 989).

Dan Sabdanya :
Sebaik-baik shof laki-laki adalah yang pertama dan yang paling buruk yang akhir, dan sebaik-baik shof perempuan adalah yang akhir dan yang aling buruk yang pertama. (Dalil 20 : HR. Muslim 132).
Bagi wanita shaf paling belakang adalah yang utama.
3. Pahala Menunggu Sholat Di Masjid.
Orang yang menunggu sholat di masjid di beri pahala seperti sedang sholat di masjid di beri pahala seperti sedang sholat, berdasarkan sabda.
Rasulullah :
Dan Seseorang akan tetap dianggap sedang sholat selama waktu menunggu sholat. (Dalil 21 : HR. Al- Bokhori611).

Apalagi kalau dia sambil baca Al-Quran, menyampikan atau membaca pengajian, membaca buku-buku yang bisa meningkatkan keimanan dan keislamannya tentu pahalanya lebih besar lagi.

4. Pahala istimewa berjama’ah subuh.
Yaitu pahala yang berlipat sekitar 120 kkali, seperti yang telah penulis uraikan di hakikat nilai sholat subuh.

5. Bonus pahala 27 lipat untuk berjama’ah dhuhur.
Ashar dan Magrib
Rasulullah Bersabda :
Sholat jama’ah itu lebih baik 27 derajat dari saholat sendiri (Dalil 22 : Muslim 1038).

6. Pahala istemewa berjama’ah isya.
Yaitu pahala berlipat yang nilainya separoh pahala sholat subuh berjama’ah dimasjid, (Lihat dalil I)

7. Di do’akan oleh malaikat, sejak sampai masjid dan ketika menunggu sholat.
Rasulullah :
Para malaikat terus mendo’akan selama dia masih berada di tempat sholat itu, yaitu Ya Allah sejahterakan dia, ya Allah rahmati dia. (Dalil 23. HR. Al-Bukhori).








Menyikapi Iming-iming Allah

Jika di Kota ada supermarket gulung tikar lalu membuat spanduk-spanduk pengumuman untuk mengobral dagangannya dan mndiskon 70%, tapi anda ternyata tidak tertarik padda pengumuman itu, bahhkan Anda belanja di supermarket lain yang harganya normal, maka jangan disalahkan jika orang mempertanyakan kewarasan akal anda.

Sekarang bagaimana dengan iming-iming Allah???

Begini jika anda baca iklan diskon 70% tadi lalu anda tertarik dan pergi belanja ke supermarket itu, berarti anda percaya pada iklan supermarket itu???

Sekarang anda membaca iklan dari Allah, di dalam Al-qur’an atau hadis shahih, mengenai tawaran pahala yang berlipat ganda jika anda sholat berjama’ah di masjid, lalu anda cuek saja dan memilih sholat di rumah, maka berarti anda :
• Lebih percaya kepada janji supermarket daripada janji Allah.
• Anda memang sama sekali tidak percaya pada janji Allah.
• Anda tiddak tertarik pada Allah untuk kehidupan akhirat dan hanya tertarik sama rupiah dan harta/kesenangan duniawi.
• Anda tidak peduli pada hari pertemuan dengan Allah, ketika Anda dihisab nanti.
Empat sifat di atas emang amat sangat negatif. Dan jangan heran kalauorang malas pergi ke masjid.

Pernakah anda membaca ini saat sholat terawih :

Allahumma inni as-aluka ridhoka waljannah.

Ya pasti, anda pernah membacanya, begitu pula ustadz-ustadz yang ajarannya nyeleneh itu. Sebab di kebanyakan masjid-masjid Indonesia ketika terawih do’a itu selalu dibaca rame-rame.

Arti do’a itu : Ya Allah aku memohon ridho-mu dan surga-Mu.
. (Dalil 33 : Al-fath/48:29)
Anda masih ragu bahwa niat ganda seperti itu di bolehkan? Bacalah ayat-ayat ini :
1. Muhammad itu adalah utusan allah dan orang-orang yang bersama dengan dia....ruku dan sujud mencari :
a. Karunia allah.
b. Keridhaan-Nya

2. Dan Beersegerlah kamu kepada :
a. Ampunan dari Tuhanmu
b. Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. (Dalil 34 : Ali ’Imron/3: 133)

3. Dan,,,
a. (kebahagian) negeri akhirat.
b. Angan-lah kamu melupakan bahagianmu dari (keni’matan) duniawi...
(Dalil 35: Al-Qashash/28: 77)

Rasulullah bahkan memotivasi umatnya untuk berkeinginan dan berjuang mendapatkan surga tertinggi, yaitu FIRDAUS :

Faija sa’a tumullaha fas aluhul firdaus’a* fainnahu awsatul jannati wa’alal jannati arohu fawkohu arsurroh mani* wamanhu tafajjaru anharul jannati.

Artinya : ”Jika kamu meminta kepada Allah mintalah surga Firdaus, sebab ia itu adalah surga bagian tengah dan atas, aku melihat di atasnya adalah ’Arsy-Nya Ar-Rahman, dan dari sana mengalir sungai—sungai surga. (Dalil 36 : HR. Al-Bukhori)











Keutumaan Sholat Subuh

1. Wujud kemenangan melawan syetan
Berdasarkan sabda rasulullah :
Syetan mengikat di kepala kalian saat tidur dengan 3 ikatan. Pada setiap malam masih panjang. Apabila ia bangun lalu mengingat Allah ia berwudhu, maka terlepaslah satu ikatan. Apabila ia shalat, maka lepaslah satu ikatan lagi sehingga pagi itu ia menjadi semangat dan merasa nyaman. Tetapi kalau ia tidak, maka pagi itu jiwanya keruh dan malas (Dalil 39 : H.R. Bukhari 1142)

2. Selamat Dari Pipisnya Syetan
Berkenaan dengan orang yang bangun kesiangan.
Rasulullah bersabda :
Itu adalah orang yang kedua telinganya di kencingi syetan (Dalil 40 : HR. Al-Bukhari 3270).

3. Disaksikan langsung oleh para Malaikat.
Sebagaimana Allah berfirman :
Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (Dalil 41 : Al-Isra/17: 78).

4. Dijamin masuk surga.
Rasulullah Bersabda :
Man sollaL barda’ini da hoLaL hannata

Artinya : Barang siapa mengerjakan sholat di dua rakaat yang dingin (subuh dan ’isya) ia pasti masuk surga. (Dalil 43 : HR. Muslim 1470).

5. Berada di dalam jaminan Allah
Rasulullah bersabda :
Barangsiapa Sholat subuh maka ia berada di dalam jaminan Allah maka janganlah mangkir dari jaminan Allah (Meninggalkan shholat subuh) karena sebab apapun lalu ia menangkapnya dan melemparkannya ke neraka jahanam. (Dalil 44: HR. Muslim 1525).


6. Mendapat berkah.
Rasulullah bersabda :
Ya Allah berkahilah umatku, karena mereka bangun (sholat) diawal pagi (Dalil 45: HR. At—t-Tirmidzi).

Dzikir

Zikir adalah Kedudukan tinggi dimana kaum arif berbekal diri, di ranahnya, mereka berniaga dan mereka senantiasa berbolak-balik menuju kepadanya.
 Tebaran kewalian.
 Ibadah hati & lisan yang tidak terbatasi oleh waktu.
 Penerang kalbu, pengasah hati, & obat sanu bari saat sakit.
 Menghilangkan penyumbat dari pendengaran, membuang kebisuan dari lisan & menerangi kegelapan di penglihatan.
 Perhiasan yang Allah letakan di lisan orang yang berzikir seperti dia menghiasi kelopak mata dengan cahaya.

“Barang Siapa berkata : subhanallah wa bihamdihi, niscaya di tanamkan baginya satu pohaon kurma di surga.” (HR. Tirmidzi dan di sahihkan oleh Albani).
“Barang siapa berkata : La ilaha illallah wahdahu la syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa’ ala kulli syai’in qadir (Tiada tuhan selain allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian, dan dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu) setiap hari 100 kali, maka baginya pahalanya sebanding dengan membebaskan sepuluh budak, dituliskan baginya 100 kebaikan, dihapus darinya 100 kesalahan, dan baginya bentengdari setanpada hari itu hingga sore tiba.





Macam-macam Zikir
Pertama :
Mengingat dan memuji nama-nama Allah (asma) serta sifat-sifat-Nya (shifat).
Misalnya  Zikir, Subhanallahu wal hamdulillah wa la ilaha illallah
(Maha suci Allah, segala puji bagi-Nya, tiada sesembahan hak selain Allah).
Kedua :
Mengingat khabar Allah yang berupa hukum-hukum mengenai nama dan sifat-Nya.
Misalnya  Dengan anda mengingat bahwa Allah itu mendengar seruan hamba dan melihat gerak-gerik mereka.
Ketiga :
Mengingat perintah dan larangan-Nya,
Misalnya  Dengan kata-kata : Allah memerintahkan ini dan melarang itu.
Keempat :
Mengingat karunia, dan kebaikan Allah. Dia befirman, “Dan adapun dengan nikmat Tuhanmu, maka ceritakanlah.” (adh-Dhuha : 11)

Kumpulan Hadist HR.Buchari & HR. Muslim

Kumpulan-kumpulan Hadis HR. Muslim & HR. Bukhari

HR. Muslim…

Nabi Muhammmad bersabda
”Apabila engka bertiga maka janganlah dua orang berbisik tanpa menghiraukan yang lain, hingga engkau bergaul dengan manusia, karena yang demikian itu membuatnya susah.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Wahai manusia, bertaubatlah dan minta ampunlah kepada Allah, Sesungguhnya aku melakukan taubat seratus kali tiap hari.”

Nabi Muuhammad saw Bersabda
”Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang mukmin dan surga bagi oran kafir.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Kebaikan adalah akhlak yang baik, sementara kejahatan adalah sesuatu yang tercetus di dadamu dan engkau tidak suka jika orang lain mengetahuinya.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Orang yang paling dibenci oleh Allah ialah yang terkeras dan sangat bermusuhan.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Sungguh, kamu jangan menganggap kecil suatu amal baik, sekalipun hanya sekedar menghormati kedatangan kawanmu dengan wajah berseri.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Perkataan yang baik adalah sedekah.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Allah telah menetapkan ketentuan-ketentuan semua makhluk, 50 ribu tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikatnya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir dan beriman pula kepada takdir yang baik ataupun yang buruk.”

Thawus berkata, aku telah menjumpai beberapa sahabat Rasulullah saw.
Mereka berkata, ”Segala sesuatu itu dengan takdir.” Aku (juga) mendengar Abdulah bin Umar berkata, ’segala sesuatu itu diucapkan menurut ukuran (takdir), termasuk kelemahan dan ketangkasan.”

Nabi muhamammad saw bersabda
”Kebaikan adalah akhlak yang baik, sementara kejahatan adalah sesuatu yang tercetus di dadamu dan engkau tidak suka jika orang lain mengetahuinya.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Barang siapa menempuh suatu jalan demi menimba ilmu pengetahuan agama, pasti Allah membuat mudah baginya jalan menuju surga.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan, maka dengan sebab kelakuannya itu Allah akan menempuhkan suatu alan untuknya guna menuju ke surga.”



HR. Bukhari

Nabi Muhammad saw bersabda
”Dua kalimat yang disukai oeh Allah yang maha pengasih, yang ringan dibaca, dan berat pahalanya, yaitu Mahasuci Allah dengan segala puji-Nya, Mahasuci Allah yang Mahaagung.


Nabi Muhammad saw bersabda
”Berangkat pada pagi hari atau sore hari di jalan Allah (berjihad) adalah lebh baik dari dunia dan semua isinya.

Nabi Muhammad saw bersabda
Allah azza wajalla berfirman :
”Aku dalam sangkaan hamba-Ku kepada-Ku da Aku bersamanya jika ia menginat-Ku. Maka, jika ia mengingat-Ku pada dirinya, Aku akan mengingatnya pada diri-Ku. Dan jika ia mendekat pada-ku sejengkal, maka Aku akan mendekat padanya sehasta, dan jika ia mendekat padanya sedepa, dan jika ia datang pada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan cepat-cepat.”


Nabi Muhammad saw bersabda
”Barang siapa membaca ’Mahasuci Allah dengan segala puji untuk-Nya’ dalam sehari 100 kali, maka akan diampuni kesalahannya walaupun sebanyak buih air lautan.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Aku berlindung dengan kebesaran-Mu yang tidak ada tuhan kecuali Engakau yang tidak mati, sedangkan jin dan manusia mati.”


Nabi Muhammad saw bersabda
”Perumpamaan orang yang ingat pada Tuhannya dengan orang yang tidak mengingatNya seperti orang hidup dengan yang mati.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Surga sangat dekat pada seseorang daripada tali sandalnya (jika mau memperbanyak amal dan sungguh-sungguh bertaqwa), demikian pula neraka (bagi yang menyalahi islam).”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Jangan sekali-sekali seseorang menginginkan mati, sebab kalu dia baik mungkin akan bertambah kebaikannya, dan kalau dia jahat mungkin bisa bertaubat.

Nabi Muhammad saw bersabda
”Tidak (mungkin) kaki seorang hamba yang berdebu karena perjuangan di jalan Allah akan tersentuh api neraka.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Rasulullah saw menerima hadiah dan membalas hadiah pula.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Bukankah kamu sekalian dibantu dan diberi rejeki karena adanya orang-orang lemah di antaramu?”

Nabi Muhammad saw bersabda
Tidak pernah Nabi Muhammad saw jika diminta sesuatu, ia berkata, ”Tidak ada.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Barang siapa yang memperdengarkan amalanya, Allah pun akan memperdengarkan keburukannya ; barang siapa memperlihatkan amalanya, Allah pun akan memperlihatkan keburukannya.”



Nabi Muhammad saw bersabda
”Orang yang paling dibenci Allah ialah yang terkeras dan sangat bermusuhan.”
Nabi Muhammad saw bersabda,
”Setiap kebaikan itu sedekah.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Dengarlah dan taattilah walaupun yang diangkat sebagai kepalamu ialah seorang budak Afrika yang rambutnya seperti kismis.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Setiap orang beramal menurut takdirnya.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Dua nikmat kebanyakan manusia tertipu, yaitu kesehatan dan waktu luang.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Ada dua macam kenikmatan yang sebagian tertutup dari padanya (tidak mengetahui dan kurang memperlihatkan). Yaitu, keadaan sehat dan menganggur ketika ada waktu luang.”

Nabi Muhammad saw bersabda
Kepada NabiNya saw sebagai berikut,
Katakanlah olehmu, aku bukan orang bayaranmu yang mengemis upah kepadamu, dan bukan pula orang yang memaksa diri.

Nabi Muhammad saw bersabda
”Orang mukmin terhadap oarang mukmin yang lain seperti bangunan yang menguatkan setengah akan setengahnya.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Tidak boleh seorang muslim meninggalkan saudaranya (tidak bertegur sapa) lebih dari tiga hari.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Allah tidak akan mengasihi orang yang tidak punya rasa kasih terhadap manusia lain.”

Rasulullah saw bersabda
”Sesungguhnya seseorang yang paling dibenci Allah adalah orang yang paling suka bermusuhan.”

Anas berkata
Aku melayani Nabi Muhammad saw selama 10 tahun yang beliau tidak pernah berkata padaku dengan membentak, juga tidak mengatakan, mengapa engkau kerjakan dan juga tidak mengatakan, ”ingat, engkau harus kerjakan.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Sesengguhnya orang yang paling dimurkai Allah ialah orang-orang yang suka bertengkar.

Nabi Muhammad saw bersabda
”Barangsiapa ingin dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menghubungkan talikekerabatan.”

Nabi Muhammad saw bersabda
”Setiap Kebaikan adalah sedekah.”

Cara Beriman dan Bertaqwa Kepada Allah SWT


Bagaimana Caranya beriman dan Bertaqwa Kepada ALLAH


”Assalam’mu alaikum wr.wb”

Bagaimana si caranya beriman dan bertaqwa, ada 3 cara jika kita mau beriman dan bertaqwa kepada Allah, yaitu :

a. Membenarkan dengan yakin akan ”ada-Nya Allah.

b. Membenarkan dengan yakin akan ke-”Esaan-Nya Allah”, baik dalam perbuatan-Nya, menjadikan alam makhluk seluruhnya, maupun dalam menerima ibadat (penyembahan) segenap makhluk (hamba).

c. Membenarkan dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, suci dari segala sifat kekurangan dan suci pula dari menerupai segala yang baru. (alam).

Betapa banyak nikmat Allah yang telah di tampakan di bumi ini yang hadir bersama kita, tidak sedikit pun terpikir oleh kita betapa indahnya hidup bertaqwa dan bershalawat kepada rasul-rasul-Nya untuk kehidupan di hari masyar nanti. Dimana seluruh manusia baik yang masih hidup maupun yang ada dialam kubur semua dibangkitkan untuk di kumpulkan di hari itu yang Cuma satu hari tapi lamanya bagaikan 50.000 tahun... Bayangkan kita hidup di dunia ini cuman kurang lebih 60 – 70 tahun sebagaimana telah di riwayatkan oleh hadis.

Dan bagaimana telah di jelaskan...

Firman ALLAH s.w.t.

Ya’ayuhallaji’ na’amanu aminu billahi warosulihi walkitabilaji nadjala’ala rosulihi walkitabillaji anjalamin’kob’lu* waman yakfur billahi wamalaikitihi wakutubihi warusulihi walyaumil’ahiri fakod’dolla dolalan baidan...

Artinya : ”wahai segala mereka yang beriman, berimanlah kamu akan Allah dan akan rasul-Nya (Muhammad s.a.w.) dan akan kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya dan akan kitab yang telah diturunkan sebelumnya. Barang siapa kafir (tidak beriman) akan Allah, akan malaikat-Nya, akan kitab-kitab-Nya, akan rasul-Nya dan akan hari akhirat, maka sesungguhnya orang itu sesat, sejauh-jauh kesesatan.” ( Q.A. 136. S. 4 : An Nisa’ ).

Percayakah Anda sebelum anda hadir sebagai mahkluk di dunia ini anda pernah hidup dialam rahim yang waktunya 9 bulan.

Sekarang kita di dunia, kita mungkin saja bisa berumur panjang sampai 70 tahun.

Rasulullah Bersabda :

Umur-umur umat ku antara 60 hingga 70 tahun dan sedikit sekali yang melampaui batas itu. ( Dalil 4 : HR. At-Tirmidzi 3473).

Ini berdasarkan Firman Allah :

Malaikat-malaikat dan jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. (Dalil 5 : QS. Al-Ma’arij/70 : 4)

Sungguh merupakann kesalahan fatal bahwa pada umumnya manusia bekerja keras banting tulang untuk mempersiapkan masa depannya di dunia, agar bisa menikmati hari-hari pensiun dengan tenang dan senang.

Padahal masa pensiun itu paling-paling Cuma bertahan 1/10 dari usia kita yang sangat singkat itu dan bisa jadi kita sudah dijemput ajal sebelum pensiun.

Anehnya untuk alam kubur, alam masyar dan akhirat yang kekal dan abadi, yang sudah pasti, tidak ada kerja keras, apalagi banting tulang.

Dunia ini menurut saya bagaikan sebuah pertanyaan yang biasanya didalam soal terdiri dari 4-5 jawaban tapi ini tidak hanya dua ”Baik dan Buruk”.

Apabila kita salah memilih jawaban kita akan masuk kedalam perangkatnya atau budak syetan nirodjim atau laknatullah, dan sebaliknya apabila kita benar memilih hidup kita akan tentram, dengan menjalankan semua kewajiban yan telah kita sanggupi ketika kita baru lahir.

Firman Allah :

Innaallaha layugouyiru ma bikomin hatta yugouyiru’ ma bianfusihim.

Artinya : ”Sesugguhnya Allah tiada merubah keadaan sesuatu kaum, sebelum mereka merubah keadaan diri mereka sendiri.” (Q.A. 11. S. 13 : Ar Ra’du)

Pergunakan sisa hidup yang sementara ini dengan ibadahtullah yang khusuk dengan istiqamah dan bershalawat pada Nabi Muhammad s.a.w, betapa banyak sudah ditunjukan kepada kamu tandatanda kiamat kecil yang hadir dihadapann kita.

Contohnya :

  1. laki—laki menjadi wanita (Wariah).
  2. Gelombang Tsunami yang sudah menewaskan beribu-ribu orang.
  3. Lumpur panas sidoardjo, dan
  4. Mencairnya ES yang ada dikutub utara ssana.

Dan masih banyak lagi kebesaran Allah yang disembunyikan agar kamu mau bertaubat dan bersujud kepadanya.

Wabilah hitaufik walhidayah, Wasalam’mu alaikum wr.wb.